ASAS HUKUM KONTRAK

www.jackandassociates.id, Jombang– Memahami asas-asas dalam hukum kontrak sangat penting. Karena menjadi dasar yang kuat bagi terciptanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam suatu kontrak. Terdapat beberapa asas penting dalam hukum kontrak mencakup asas kebebasan, asas kesepakatan, asas kepastian, asas kemanfaatan, dan asas kepatutan. Dengan memahami asas tersebut, diharapkan kontrak yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Salah satu asas utama dalam hukum kontrak adalah Asas konsensualisme. Artinya bahwa kesepakatan antara kedua pihak harus dilakukan secara sukarela dan setuju secara bersama. Asas ini tercantum dalam salah satu syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata.

Asas-asas ini menjadi landasan yang penting dalam membentuk perjanjian kontrak yang adil dan mengikat bagi semua pihak yang terlibat, yaitu:

Kesepakatan

Asas kesepakatan merupakan prinsip yang menjadi dasar bagi terbentuknya suatu perjanjian atau kesepakatan antara dua pihak atau lebih. Asas ini menekankan bahwa suatu perjanjian atau kesepakatan harus dilakukan secara sukarela dan sepakat antara pihak-pihak yang terlibat tanpa adanya unsur paksaan.

Selain itu, asas kesepakatan menuntut bahwa para pihak yang terlibat dalam perjanjian harus saling menghargai dan memenuhi komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian tersebut. Dalam konteks hukum, asas kesepakatan seringkali dijadikan sebagai dasar dalam memutuskan sengketa yang terkait dengan pelanggaran atau ketidakpatuhan dalam suatu perjanjian atau kesepakatan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya asas kesepakatan dalam menjaga hubungan antarpihak agar tetap harmonis dan saling menguntungkan.

Kebebasan Berkontrak

Asas Kebebasan Berkontrak adalah prinsip dasar dalam hukum perjanjian di Indonesia yang memungkinkan para pihak untuk membuat perjanjian secara bebas dan sukarela tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Prinsip ini diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Memberikan kebebasan kepada setiap individu atau badan hukum untuk melakukan perjanjian dengan pihak lain yang telah disepakati bersama. Sebagai prinsip dasar, kebebasan berkontrak memainkan peranan penting dalam hukum perdata. Karena memberikan sanksi hukum jika terjadi pelanggaran ataupun wanprestasi dari salah satu pihak yang melakukan perjanjian.

Hal ini menjadikan kebebasan berkontrak sebagai salah satu unsur utama dalam sebuah perjanjian yang harus dipahami dengan baik oleh semua pihak yang terkait. Meskipun demikian, kebebasan berkontrak bukanlah mutlak. Karena masih dibatasi oleh berbagai ketentuan hukum yang mengatur mengenai objek dan syarat sahnya suatu kontrak. Tetapi, penting bagi para pihak untuk memahami batasan dan kewajiban yang terkait dengan penggunaan asas kebebasan berkontrak dalam melakukan perjanjian agar terhindar dari sanksi hukum yang dapat merugikan salah satu pihak .

Itikad Baik

Asas itikad baik merupakan prinsip fundamental dalam hukum yang mengacu pada perilaku yang sesuai dengan niat yang baik dan jujur. Hal ini diwajibkan pada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan perjanjian kontrak, pembentukan peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan tugas di pengadilan.

Setiap orang yang menjalankan tugasnya dengan itikad baik diharapkan dapat bekerja dengan jujur dan adil. Sehingga dapat menjamin kepercayaan publik terhadap sistem hukum . Asas itikad baik juga dapat digunakan untuk mencegah tindakan penyalahgunaan kekuasaan, menekan korupsi, dan meningkatkan integritas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan asas itikad baik, diharapkan dapat menciptakan kepastian hukum yang baik dan membawa manfaat bagi kepentingan bersama. Dalam hukum kontrak, terdapat beberapa asas yang berlaku untuk menjamin kepastian, keadilan, dan keabsahan suatu perjanjian. Asas-asas tersebut antara lain adalah asas kebebasan berkontrak, asas kesetaraan, asas keabsahan, asas kejelasan, dan asas kepastian.

Asas kebebasan berkontrak memungkinkan para pihak untuk menentukan dan mengekspresikan kehendaknya dalam perjanjian tanpa adanya tekanan atau paksaan dari pihak lain. Kesetaraan mengharuskan setiap pihak dalam kontrak memiliki kekuatan tawar yang seimbang untuk menegosiasikan isi perjanjian. Asas keabsahan berarti setiap perjanjian harus dibuat secara sah dan tidak melanggar hukum yang berlaku. Asas kejelasan dan kepastian mengharuskan isi perjanjian ditulis secara jelas dan pasti. Sehingga setiap pihak dapat memahami konsekuensi dari perjanjian yang dibuat.

Posted in